Trending
Jumat, 01 Agustus 2025

Asal Usul Labubu, Monster Kecil yang Viral

  • Share
  • fb-share
Asal Usul Labubu, Monster Kecil yang Viral

Pernahkah lo melihat boneka kecil dengan telinga runcing dan senyum nakal yang kini jadi tren di kalangan anak muda? Itu dia, Labubu. Diciptakan oleh seniman asal Hong Kong, Kasing Lung, Labubu pertama kali muncul dalam buku cerita The Monsters pada 2015. 

Sejak saat itu, karakter ini berkembang menjadi koleksi yang dicari banyak orang. Tapi, apa yang membuat Labubu begitu istimewa dan viral? Yuk, kita telusuri asal-usul dan fenomena di balik boneka unik ini.

Labubu Bukan Boneka Biasa

Boneka Labubu
Photo by @davidkristianto

Labubu bukan sekadar boneka biasa buat dipeluk atau mainan anak kecil. Ini termasuk art toy, boneka koleksi yang dibuat oleh seniman dengan desain unik. Labubu diciptakan oleh seniman asal Hong Kong, Kasing Lung, yang terkenal dengan gaya absurd tapi lucu. Karakter Labubu sendiri adalah monster kecil berpenampilan unik, seperti telinga runcing, rambut tebal, dan ekspresi “imut tapi galak”. Pertama kali diperkenalkan lewat buku cerita anak The Monsters sekitar tahun 2015, Labubu kini jadi collectible figure yang banyak dicari.

Pop Mart, brand mainan asal Tiongkok yang pegang lisensi Labubu, menjual boneka ini lewat sistem kotak misteri atau blind box. Tidak ada informasi pada kemasan soal apa isi dari kotak misteri ini. 

Labubu dijual per seri dengan tema yang berbeda-beda. Setiap seri punya beberapa macam karakter yang bisa dikoleksi. Kalau lo pengen punya semua karakter dalam satu seri, lo harus beli satu set lengkap, biasanya 6-12 kotak. Tapi kalau lo cuma mau karakter tertentu, karena sistemnya blind box, lo harus coba beli beberapa kali sampai dapat. Yang bikin seru adalah karakter “rahasia” atau langka yang dimasukin secara acak dan tersedia terbatas.

Hype-nya di Indo Gimana?

Boneka Labubu Indonesia
Photo by @declansun

Di Indonesia, Pop Mart udah punya toko resmi di Jakarta, terutama di mall-mall besar kayak Gandaria City, Senayan City, Kota Kasablanka, Mal Kelapa Gading,  Pondok Indah Mall dan Central Park Mall. Di kota lain, ada Surabaya di Pakuwon Mall, dan Bali di Beachwalk Shopping Center.

Harga satu kotak blind box Labubu di Indonesia biasanya sekitar Rp179.000 sampai Rp239.000, tergantung serinya. Bisa dapat harga yang lebih murah kalau manfaatin promo dari marketplace.

Bagi yang beruntung dapet item rare, pastinya bahagia dong. Namun, ternyata tak sedikit yang menjualnya kembali, tentunya dengan harga yang lebih tinggi. Menariknya di pasar reseller, masih ada yang mencari Labubu dari seri sebelumnya. Contohnya saja untuk The Monsters Big Into Energy Series yang sedang dalam proses pre order untuk versi 3, beberapa pembeli mengeluh dengan kualitasnya yang dinilai lebih buruk dari versi sebelumnya. 

Belum lagi bagi yang ingin memiliki Labubu yang sama dengan idolanya, tentunya berani merogoh kocek berapapun.

Dari TikTok ke Hati Anak Muda

Pop Mart mulai rilis boneka Labubu lewat blind box pada 2019. Popularitasnya melejit setelah Lisa Blackpink tampil dengan menggantung Labubu di tasnya pada April 2024. Unggahan itu viral dan bikin Labubu langsung dicari banyak orang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di TikTok dan Instagram, video unboxing, cerita dapat karakter langka, dan konten fandom bikin popularitas ini makin berkembang. Tak sedikit pula content creator yang memamerkan koleksi Labubu mereka.

Fenomena ini makin populer saat fans memadukan Labubu sebagai aksesori fesyen, di tas, dompet, sampai iPhone case, terutama di kalangan Gen Z yang gemar gaya unik. Secara global, Labubu bahkan dipakai oleh selebriti seperti Rihanna, Dua Lipa, dan Kim Kardashian.

Semakin lama, Labubu menjadi tren pop culture yang bukan sekadar mainan, tapi sudah menjadi gaya hidup.

Sisi Gelap Mistery Box

Tapi, kayak tren lain, selalu ada sisi gelapnya. Sistem blind box ini sebenarnya adalah trik marketing yang cukup licik, main di ranah psikologis. Sensasi buka kotak buta mirip kayak main gacha, dan di balik itu ada ledakan dopamin yang bikin ketagihan. Makanya banyak yang nggak cukup beli satu. Harapannya sih dapet karakter rare, tapi ujung-ujungnya malah bolak-balik checkout dan boncos.

Fenomena ini dimanfaatkan banget sama brand dan reseller. Banyak yang beli bukan karena cinta sama desainnya, tapi karena ngincer cuan. Tren yang populer akan selalu diikuti oleh geng beli-buat-dijual-lagi, biasanya ini punya potensi untuk merugikan konsumen. 

Masalah lainnya? Risiko dapat barang palsu juga tinggi, apalagi di pasar reseller.

Jadi, Labubu itu Mainan atau Gaya Hidup?

Di tengah gempuran tren yang cepat banget berubah, Labubu hadir bukan cuma sebagai boneka lucu. Buat sebagian orang, ini simbol gaya hidup, ekspresi diri, bahkan (mungkin) bentuk investasi. Tapi penting juga buat lo tetap waras dalam menyikapi hype. Boleh ikut tren, tapi jangan sampai kantong jebol cuma demi karakter rare yang belum tentu bikin lo happy jangka panjang.

Yang jelas, Labubu udah jadi bagian dari percakapan pop culture hari ini. Lo tinggal pilih, mau jadi kolektor, penikmat, atau cukup jadi pengamat.

Comments
Indra Desanri
oh gt toh ternyata
Dudy Elvianto
namanya jg fomo