Pandulisane, Komunitas Baru yang Ingin Tingkatkan Akses Disabilitas
Urbaners, tahu nggak? Menurut WHO, di tahun 2011 ada sekitar 15% penduduk dunia yang menyandang disabilitas atau difabel (different ability). Sementara itu, menurut data PUSDATIN dari Kementerian Sosial, pada 2010, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai lebih dari 11 juta orang. Belum terkonfirmasi berapa jumlah itu di tahun 2019 ini, tapi yang jelas jumlah itu angka yang tinggi, lho!
Nah, apakah lo memiliki teman atau keluarga penyandang disabilitas? Kalau iya, pastinya lo setuju bahwa diperlukan pengetahuan khusus agar dapat berinteraksi dengan mereka mengingat teman-teman difabel membutuhkan perlakuan dan penanganan tertentu.
Sayangnya, nggak semua orang punya pengetahuan itu, bukan? Kadang sebagai keluarga atau orang terdekat saja, lo mungkin berasa bingung, sungkan, dan ragu bertindak karena takut melukai hati mereka.
Terinspirasi dari problem tersebut, anak-anak muda di Jakarta pun mendirikan komunitas Pandulisane. Apa aja sih kegiatan komunitas ini?
Pandu Wicaksono, founder Pandulisane, telah lama mempunyai concern terhadap penyandang disabilitas. Berawal dari seringnya ia menjadi penerjemah bahasa isyarat untuk para difabel, ia semakin paham bahwa ada jarak antara perlakuan yang dibutuhkan oleh para penyandang disabilitas dengan yang diasumsikan oleh orang-orang non-disabilitas. Gap ini seringkali terjadi karena kurangnya pengetahuan dan interaksi masyarakat dengan satu sama lain. Melalui tagline #HelpPeopleHelpYourself, Pandulisane mulai menginisiasi kelas-kelas terbatas yang memberikan experience untuk memahami para difabel dan pembekalan cara terbaik berinteraksi dengan mereka. Misalnya nih, kalau lo sering kagok bertemu dengan teman tuli karena nggak tahu gimana cara bicara dengan mereka, dengan gabung di Pandulisane, lo bisa diajarin teknik dasar bahasa isyarat yang bisa melancarkan komunikasi dengan mereka. Pandulisane juga sering ngadain kegiatan-kegiatan kreatif yang bermakna bagi para difabel. Salah satu kegiatan itu adalah aksi “Motoin Akses” yang baru di-launching pada bulan September 2019. Mereka mengajak orang-orang untuk menjadi relawan mendokumentasikan akses dan fasilitas bagi para penyandang disabilitas. Tapi, nggak banyak orang tahu tentang hal itu, sehingga kadang akses-akses tersebut dirusak oleh mereka yang nggak ngerti. Akses fisik yang sudah ada tentu akan percuma tanpa akses non-fisik atau pemahaman dan kesadaran masyarakat akan akses tersebut. Nah, melalui aksi motoin akses yang digagas Pandulisane, para relawan Pandulisane akan menyebarkan foto-foto akses fisik yang mereka temui ke media sosial. Harapannya, ini bisa menjadi corong sosialisasi agar akses fisik yang sudah ada tetap bisa terjaga dan pemanfaatannya bisa maksimal, Urbaners! Yakin deh, kalau banyak komunitas inspiratif kayak Pandulisane ini, Indonesia bakal lebih baik lagi kedepannya. Gimana menurut lo, Urbaners? Anyway, kalau lo tertarik untuk ikutan kegiatan Pandulisane, mereka biasanya membuka kesempatan buat lo yang jadi hopekeeper, atau relawan dalam mencapai tujuan lingkungan inklusi. Kepoin mereka di IG @pandulisane, ya!Aksi Motoin Akses
Kolaborasi untuk lingkungan Inklusif terbaik di Indonesia