Trending
Selasa, 29 Juli 2025

Scalper Bikin Hobi Jadi Mahal

  • Share
  • fb-share
Scalper Bikin Hobi Jadi Mahal

Dulu mau beli tiket konser, console game baru, atau sepatu edisi terbatas tinggal nunggu tanggal rilis, sekarang harus adu cepat lawan bot peliharaan scalper. Fenomena scalping di dunia hobi udah bikin banyak orang frustrasi. Hal yang awalnya soal kesenangan, sekarang berubah jadi ajang mengejar cuan.

Sebenernya praktik scalping udah lama ada, dari dulu orang suka beli barang yang lagi populer buat dijual lagi lebih mahal. 
Tapi yang bikin parah sekarang, teknologi bantu mereka main lebih cepat. Dibantu dengan kecerdasan AI, bot bisa otomatis beli ribuan item dalam hitungan detik. Sementara pembeli biasa baru sempat masuk halaman checkout.

Bedanya, kalau dulu scalping cuma nyebelin, sekarang udah menguasai ekosistem hobi. Orang yang beneran pengen nikmatin barang itu malah jadi korban. Scalper ngandelin FOMO, dan menjual berkali-kali lipat dari harga normal. Sayangnya, masih ada yang beli. Duh!

Konsol Game

scalper playstation 5
Photo by @userpascal

Kalau lo gamer, pasti gak akan lupa gimana susahnya beli PS5 di harga retail waktu baru rilis. Banyak orang nyari konsol itu sampai setahun lebih karena stok habis terus. Begitu tersedia online, udah disapu bot dan muncul lagi di marketplace dengan harga dua kali lipat.

Nggak cuma konsol, sekarang controller edisi khusus pun jadi sasaran. Lo tau kan controller Astro Bot DualSense? Di beberapa negara kayak Kanada, bahkan rilisnya sempat kacau karena scalper langsung nyerbu. Mau main game harus ikut kompetisi absurd lawan robot dan reseller.

Tiket Konser

scalper tiket konser
Photo by @george-charry

Dunia musik juga kena imbasnya. Tiket konser artis besar kayak Taylor Swift, Coldplay, atau bahkan band lokal, sekarang bisa ludes dalam hitungan menit. Bukan karena fans yang kebanyakan, tapi karena bot tiket konser udah lebih gesit dari manusia. Percuma war tiket.

Lo yang niat banget nonton malah cuma bisa liat tiket dijual ulang dengan harga 3-5 kali lipat. Fenomena scalping tiket konser ini udah bikin banyak fans muak. Dulu konser itu soal pengalaman dan komunitas, sekarang lebih mirip lelang buat orang yang paling sanggup bayar mahal.

Baca juga: Pilihan Sepatu Buat Nonton Konser

Sneakers

scalper sepatu nike
Photo by @jock-mark

Sneakerhead culture yang dulu fokus soal gaya dan identitas, sekarang jadi ladang bisnis. Lo mau beli sepatu edisi terbatas? Siap-siap kalah sama reseller dan scalper sneakers yang punya bot. Rilis pagi, jam siang udah nongol di marketplace dengan harga dua kali lipat.

Lucunya, sekarang komunitasnya sendiri udah mulai pasrah. Scalping udah dianggap bagian dari budaya itu sendiri. Beli sepatu bukan lagi soal suka desainnya, tapi siapa yang bisa “amankan” sepatunya duluan.

Hot Wheels, Vinyl, dan Barang Koleksi

scalper kartu pokemon tcg
Photo by @introspectivedsgn

Kalau lo pikir cuma barang mahal yang diincer, lo salah. Sekarang kolektor Hot Wheels dan vinyl juga jadi korban. Bayangin, miniatur mobil seharga ratusan ribu bahkan jutaan, cuma karena label “limited edition”.

Baca juga: Fenomena Kidulting, Orang Dewasa Suka Mainan

Di sisi lain, vinyl juga ngalamin hal sama. Media musik yang dulu cuma dikoleksi segelintir orang, sekarang balik ngetren. Tapi masalahnya, rilisan khusus dan limited edition OST game atau album klasik langsung disikat scalper.

Kartu Pokemon juga ga luput. Lo coba search di Youtube banyak video scalper yang berantem saat berebut borong kartu TCG ini. 

Boneka Labubu? Sepertinya metode penjualan blindbox dan scalper adalah pasangan yang serasi.

Intinya, fenomena scalping di berbagai hobi ini bukan cuma soal harga yang naik, tapi tentang gimana kesenangan kita dirampas sedikit demi sedikit. 

Semua berlomba jadi yang paling cepat, paling kaya, paling untung. Lo yang cuma pengen menikmati malah jadi korban sistem.

Comments
Indra Desanri
edisi koleksi
Dudy Elvianto
boys will be boys